Melayani Pengiriman Pupuk KIMIA, Dolomite, Calcium Carbonat dan Pupuk Organik Mikroba Google Bio P2000Z ke Seluruh Indonesia

Rabu, 07 Mei 2014

Jual Pupuk Organik Mikroba Google Bio P2000Z Murah Di Gresik

Ready pupuk organik mikroba google bio p2000z di gresik hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6 GRATIS ONGKIR.


Obsesi mengubah Gurun Pasir dan Lahan Gambut menjadi Lahan Pertanian

KEDATANGAN profesor dari Arab Saudi awal 2009 menjanjikan tantangan baru bagi Ali Zum Mashar. Profesor Nabil Y Kurashi, merupakan ilmuwan penting di Arab, mewakili negaranya datang menemui Ali di Indonesia. Mereka rupanya penasaran dengan Strain (varian) mikroba temuan Ali yang bisa menyuburkan lahan marginal seperti pasir, gambut, bahkan bekas galian tambang. Di kepala mereka, tebersit harapan menghijaukan gurun pasir.
Ali lantas membawa profesor Universitas King Faisal tersebut ke laboratoriumnya di Cianjur dan Bogor. Utusan negara kaya minyak itu terkesan. Strain mikroba temuan doktor dari Institut Pertanian Bogor itu bisa menyuburkan pasir, tahan perubahan iklim yang ekstrem, bahkan bekerja sangat baik pada eks lahan tambang.

Penerapannya juga mudah. Bagaimanapun, di negara-negara berpadang pasir, bertani di gurun ialah obsesi. Apalagi Arab Saudi punya gengsi setidaknya mengimbangi teknologi pertanian Israel yang maju. Ali pun dipinang.
Tawaran itu mengobarkan jiwa peneliti Ali. Dalam benaknya, gurun hijau akan menjadi penyeimbang emisi yang diakibatkan bahan bakar-Arab Saudi ialah negara kaya minyak.
Mantan pembina transmigrasi di Kalimantan Tengah itu menyanggupi. Jadilah proyek bermodal dana hibah itu berjalan dengan salah satu rencana ialah mendirikan pendidikan agrikultural. Sebagai awalan, ada lahan seluas 300 hektare di Dubai dan 30 hektare di Jeddah yang siap digarap.
Untuk proyek itu, Ali menyiapkan satu tim ahli pertanian. Ali juga mengajak serta ahli kultur jaringan. Mikroba unggulan pun disiapkan untuk berkerja menjadikan gurun berpasir sebagai tanah pertanian. Sebetulnya, pinangan Arab Saudi bukan satu-satunya tawaran dari luar negeri. Ali semata tertarik karena tantangan menyuburkan gurun. Plus, mengirimkan ahli pertanian dan formula penting untuk menyulap gurun pasir sebagai lahan pertanian ialah langkah penting Indonesia menjadi lebih terhormat. “Bagi pemerintah, pengiriman TKI (tenaga kerja Indonesia) ke Arab ialah sumber devisa. Bagi TKI, itu sumber penderitaan. Tapi tetap dilakukan juga toh? Saya kira mengirimkan tenaga ahli ke sana kan jauh lebih terhormat,” ujar Ali,

Sore itu Ali tengah bertemu kolega bisnisnya. Maklum, menjadi peneliti di Indonesia harus tangkas menggerakkan roda kesejahteraan sendiri. Salah satu produknya ialah pupuk hayati BioP2000Z-pupuk berbahan baku ragam mikroba. Bagi petani, pupuk organik itu benar-benar menjadi solusi. Panen kedelai, misalnya, berlipat ganda setelah menggunakan pupuk buatan Ali. Lahan 1 hektare yang biasanya hanya menghasilkan 1-1,5 ton menjadi 4 ton. Padahal kedelai itu ditanam di lahan gambut yang hanya memiliki sedikit unsur hara.
Pupuk buatan Ali terbukti andal untuk ragam palawija dan sudah dipatenkan internasional-mula-mula di Swiss lalu menyusul 121 negara. Lantaran itu pula, Ali dianugerahi penghargaan Hak Kekayaan Intelektual Luar Biasa tahun 2009. Ali juga didapuk menjadi Staf Ahli Menteri Transmigrasi dan Tenaga Kerja. “Mudah-mudahan implementasi teknologi pe-nyuburan lahan di negara ini tidak kalah cepat dengan Arab Saudi,” kata Ali.
Sekilas, ada nada miris pada pernyataannya. Kerap kali, teknologi yang tersedia tidak cepat diimplementasikan meski rakyat nyata-nyata membutuhkan. Ali menyebutkan, ekspor pengetahuan-nya ke Arab Saudi ialah bagian dari mengamalkan ilmu. “Ini kemerdekaan saya sebagai ilmuwan,” ujar Ali.

Berburu mikroba
Lebih dari separuh hidupnya, Ali bergumul dengan mikroba. Sejak kuliah pertanian di Universitas Soedirman Purwakarta, Jawa Tengah, Ali sudah menemukan banyak varian mikroba. Mental penelitinya diuji sejak menyiapkan skripsi. Saat itu Ali berupaya menghidupkan mikroba di media air jambu mete yang keras. Penelitiannya tergolong tidak umum di antara rekan-rekannya satu jurusan yang banyak meneliti tempe dan nata de coco. Laboratorium yang dipakai bersama-sama membuat sampel Ali kerap terkontaminasi. Saat dibekukan di mesin pendingin tukang es malah terkontaminasi garam. Air jambu mete jadi asin. “Akhirnya pakai oven. Saya panas-kan sampai 200 derajat. Saya pakai sarung tangan dan melakukan pemindahan kultur di oven. Ya panas, tapi bisa,” katanya, terkekeh.
Kelak, pengetahuan sterilisasi ini menuntun kesuksesan Ali mengondisikan lahan gambut di Kalimantan Tengah. Namun saat itu, siasat Ali tidak diamini dosen pembimbing karena melenceng dari prosedur. Penelitian itu dituntaskan Ali dalam tiga tahun. “Ya itulah dosa saya,” kata Ali lalu tertawa.

Sukses di lahan gambut
Pada 1996, Ali ke Palangkaraya. “Saya melihat sendiri, di sana tidak ada satu pun petani yang mengusahakan lahannya untuk bertani. Jadi mereka tefgantung pangan dari Jawa,” katanya. Lahan di Palangkaraya tergolong ganas bagi pertanian konvensional. Lapisan atasnya ditutupi gambut, sedangkan di lapisan bawah terdapat pasir kuarsa. “Ada yang kemudian membakar gambut untuk bertani. Kalau terus-terusan, Palangkaraya bisa jadi gurun pasir.”
Saat itu, Ali membawa strain mikroba temuannya saat kuliah. Dia mencobakan mikroba itu ke dalam pot berisi tanah gambut untuk menanam tomat. Berhasil. Meski belum yakin betul, Ali mulai punya bayangan bahwa gambut tidak seburuk sangkaan orang.
Lulus tahun 1997, sarjana baru itu bergabung dengan program transmigrasi andalan Soeharto Proyek Pengembangan Lahan Gambut Sejuta Hektare. Pada 1998, Ali ditempatkan di daerah Kapuas. Faktor kesulitannya tinggi. “Di atas gambut, di bawah racun. Banyak kandungan pirit (FeS2), aluminium, besi dan mangan (Mn).”

Lantaran itu lahan Kapuas seolah membal. Jika dipaksakan, tanaman tahunan keburu mari sebelum dipanen. Tanaman musiman seperti palawija juga tidak akan bertahan karena unsur haranya sangat minim. Saat itu, solusi instan datang dari pemerintah. Berton-ton kapur dikapalkan ke Kalimantan untuk menetralisasi keasaman gambut. Satu ten kapur ditebar di atas 1 hektare lahan. Saat Sungai Kapuas meluap, tanah itu kembali asam karena kapurnya tercuci. Sistem drainase juga bukan solusi karena pirit justru masuk ke perairan dan membunuh ikan-ikan di Kapuas. Ali makin yakin, substansi masalah terletak pada gambut itu sendiri, yaitu bagaimana mengondisikan kesuburannya.

Pertanyaan itu menggayuti Ali berhari-hari. Ia belum yakin, temuannya yang sukses di Palangkaraya-membenamkan mikroba pada pasir–bisa berhasil di Kapuas. Saat berjalan-jalan mengunjungi temannya yang bertugas di kawasan dekat Barito Selatan, Ali menemui anomali. “Di sana, gambutnya lebih dalam. Tapi ada tanaman sejenis kacang-kacangan, juga ada yang berdaun lebar. Tumbuhan itu bukan vegetasi asli gambut, tapi bisa hidup normal.”
Cepat Ali mengambil sampel dan membawanya ke tempat ia bekerja. Ia melakukan isolasi di laboratorium sederhana. Pengalaman saat skripsi menyelamatkan Ali. “Kuncinya api. Kita bekerja pada tabung reaksi diatas api. Yang penting steril,” ujarnya, tersenyum.

Strain mikroba yang ia biakkan itu kemudian dicobakan ke petani binaannya. Beberapa kali, kedelai, jagung, dan cabai terbukti berhasil ditanam di lahan gambut yang sudah diberi mikroba. Saat ber-tanam padi, Ali seperti berjudi. Dalam sejarah, belum ada yang mampu menanam padi di lahan gambut. Toh Ali berhasil, panen padi menjadi 6 ton per hektare. Keberhasilan itu tersiar cepat. Ahli tanah dari IPB, Profesor Goes-wono Soepardi, termasuk yang angkat topi. Ali mematahkan pendapat buruknya Kalimantan untuk pertanian karena tanah tidak subur -mengandung pasir kuarsa, sulfat masam, pirit, dan gambut. “Tapi orang salah. Iklim di sana luar biasa untuk pertanian. Kalau tanah bisa dikondisikan, kita bisa jadikan Kalimantan sebagai sentra tebu dan singkong. Juga kedelai. Pangan kita bisa mandiri segera. Negara ini akan merdeka lepas dari tekanan-tekanan negara lain,” tegasnya
==============================
Untuk Informasi Order silahkan hubungi kami 
sms : 0812.3154.4955 
pin : 2B8B52E6

berikut link kami
Jual pupuk organik mikroba google bio p2000z murah di surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar